Latar Belakang
Kebudayaan mempunyai peran dalam proses historis pembentukan Indonesia. Sebagai sebuah entitas, Indonesia merupakan komitmen dari beraneka ragam kebudayaan untuk bersedia bersatu bernaung di bawah satu negara-kebangsaan yang berbentuk satu republik satu kesatuan. Kebudayaan tersebut tidak musnah dengan terbentuknya sebuah nasion, namun dalam satu payung besar berbagai kebudayaan ini terus hidup merepresentasikan gagasan besar bernama Indonesia. Oleh sebab itu, kebudayaan merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sebuah bangsa.
Untuk bisa bersaing dalam percaturan dunia, Indonesia harus berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ketiganya mesti bersinergi untuk mendorong Indonesia menjadi besar, tanpa berkepribadian dalam kebudayaan, Indonesia tidak bisa membangun politik yang bermartabat. Tanpa berkepribadian dalam kebudayaan, Indonesia tidak bisa membangun ekonomi yang memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Dalam pidatonya, Prof. Kacung Marijan, Ph.D menegaskan bahwa sudah saatnya kebudayaan menjadi tumpuan bagi pembangunan di Indonesia. Pada tahun 2030 Indonesia diramalkan akan menjadi Negara nomer 7 di dunia dalam perkembangan ekonomi. Akan tetapi perkembangan yang demikian juga harus disertai dengan penguatan akar-akar kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan harus mengakar kuat dalam diri bangsa Indonesia sebab dengan akar yang kokoh kita dapat menjulang tinggi.
Berdasarkan sejumlah riset, proses pembangunan dengan pendekatan ekonomi dan politik tidak sepenuhnya berhasil. Ketidakberhasilan pembangunan tersebut salah satunya mengabaikan persoalan budaya. Berkaca pada pembangunan di sejumlah negara Amerika Latin yang mengalami ketidakberhasilan karena hambatan-hambatan budaya, jadi bukan karena masalah ekonomi ataupun politik (Lawrence Horrison, 2011). Oleh karena itu, sudah saatnya proses-proses pembangunan di Indonesia yang ada saat ini berpanglimakan kebudayaan sebagai upaya untuk mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Mengawali awal tahun 2014, merupakan saat yang tepat untuk merefleksikan kembali proses-proses pembangunan yang sudah berjalan sejauh ini. Untuk itu, Pusat Studi Kebudayaan UGM mengadakan diskusi refleksi budaya awal tahun 2014 dengan mendiskusikan Pembangunan Berlandaskan Kebudayaan.